Rabu, 16 Januari 2013

Ternyata penemu ilmu bedah adalah orang muslim


Jakarta – KabarNet: Karena jarang diekspose oleh media, terutama media Barat, ternyata banyak orang tidak mengetahui bahwa penemu berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi modern yang dasar-dasarnya dipergunakan sampai saat ini adalah para cendekiawan muslim. Eksistensi para cendekiawan muslim di ranah ilmu pengetahuan dan teknologi bahkan jauh sebelum bangsa Eropa memasuki masa renaissance atau zaman pencerahan yang dianggap sebagai tonggak perkembangan ilmu pengetahuan di Barat. Salah satu cendekiawan besar yang hingga saat ini masih dicatat dalam sejarah, terutama dalam bidang kedokteran, adalah Al-Zahrawi atau yang dikenal oleh Barat dengan sebutan Abul Casis, seorang dokter ahli bedah penemu ilmu bedah modern yang dasar-dasar keilmuannya sampai detik ini masih dipergunakan di seluruh dunia.

Al-Zahrawi adalah seorang dokter pakar ilmu bedah yang termasyhur hingga abad 21. Nama lengkapnya Abu Al-Qasim Khalaf ibn Al-Abbas Al-Zahrawi. Ilmuwan penemu ilmu bedah modern ini lahir pada tahun 936 M di Kota Al-Zahra, sebuah kota berjarak 9,6 kilometer dari Cordoba, Andalusia, atau yang sekarang dikenal dengan sebutan Spanyol.

Ia merupakan keturunan Arab Anshar dari kota Madinah Al-Munawarah yang saat perkembangan Islam ke benua Eropa, ikut berhijrah ke Spanyol dan menetap di sana. Di Kota Cordoba ini ia menimba ilmu, mengajarkan ilmu kedokteran, mengobati masyarakat, serta seumur hidupnya mengembangkan ilmu bedah, bahkan hingga ia wafat.

Mengikuti jejak cendekiawan muslim pendahulunya, Ibnu Sina atau Abū ‘Alī al-Husayn bin ‘Abdullāh bin Sīnā (Avicenna), sang penemu ilmu kedokteran dan pengobatan modern yang dasar-dasar ilmunya menjadi dasar ilmu kedokteran dan pengobatan masa kini, maka selama separuh abad Al-Zahrawi mendedikasikan dirinya untuk pengembangan ilmu kedokteran, khususnya ilmu bedah modern. Dalam Kitab Al-Tasrif yang ditulisnya, ia memperkenalkan lebih dari 200 macam alat bedah yang dimilikinya. Di antara ratusan koleksi alat bedah yang dipunyainya, ternyata banyak peralatan yang tak pernah digunakan ahli bedah sebelumnya.

Di antara alat bedah yang ditemukan dan digunakan Al-Zahrawi adalah Catgut. Alat ini digunakan Al-Zahrawi untuk menjahit bagian dalam tubuh yang hingga kini masih digunakan di seluruh dunia dalam ilmu bedah modern.

Selain itu, Al-Zahrawi juga menemukan Forceps, yakni alat yang sampai detik ini masih digunakan oleh rumah sakit di seluruh dunia untuk mengangkat janin yang meninggal di dalam kandungan ibunya. Alat itu juga digambarkan dalam Kitab Al-Tasrif. Dalam kitab itu, Al-Zahrawi juga memperkenalkan penggunaan Ligature (benang pengikat luka) untuk mengontrol pendarahaan arteri, yang sampai detik ini pun masih dipergunakan di seluruh dunia.

Salah satu sumbangan pemikiran Al Zahrawi yang begitu besar bagi kemajuan perkembangan ilmu kedokteran modern adalah penggunaan Gypsum (Gips) bagi penderita patah tulang maupun geser tulang agar tulang yang patah bisa tersambung kembali. Sedangkan tulang yang tergeser bisa kembali ke tempatnya semula. Metode penemuan Al-Zahrawi ini pun sampai detik ini masih dipergunakan di seluruh dunia.

Berbagai macam peralatan penting untuk pembedahan yang ditemukan Al-Zahrawi, antara lain, pisau bedah (scalpel), curette, retractor, sendok bedah (surgical spoon), sound, pengait bedah (surgical hook), surgical rod, dan specula, yang kesemuanya itu sampai saat ini masih dimanfaatkan oleh dokter-dokter bedah dan paramedis di seluruh dunia.

Tak cuma itu saja, Al-Zahrawi juga menemukan peralatan bedah yang sangat rumit yang digunakan untuk memeriksa bagian dalam uretra (saluran kencing), alat untuk memindahkan benda asing dari tenggorokan, serta alat pemeriksa telinga. Kontribusi Al- Zahrawi bagi dunia kedokteran, khususnya bedah, hingga kini masih tetap bermanfaat bagi umat manusia, bahkan menjadi dasar bagi pengembangan ilmu bedah modern masa kini ke metode yang lebih maju pada masa mendatang.

Sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar