Pesawat seperti ini sudah pernah dibuat pada zaman Nabi Sulaiman AS. Hal ini terlihat dari ayat Al Qur'an berikut:
"Lalu Kami jadikan Sulaiman memahaminya. Setiap orangnya Kami beri hukum dan pengetahuan; dan Kami edarkan bersama Daud gaya-gaya alamiah (Rawasia) dan burung-burung yang bertasbih. Dan Kamilah yang melakukannya." (QS. 21 : 79)
"Dan bagi Sulaiman, angin; yang perjalanannya di waktu pagi, sama dengan sebulan perjalanan dan di waktu sorenya sebulan (pula) dan Kami suruh menyelidiki baginya sumber logam. Di antara Jin ada yang bekerja di hadapannya dengan izin Tuhannya; dan siapa yang menyimpang di antara mereka dari perintah Kami, Kami rasakan kepadanya siksaan api yang menyala-nyala. Mereka mengerjakan untuk Sulaiman apa yang dia kehendaki dari gedung-gedung pencakar langit dan patung-patung, serta piring-piring seperti kolam dengan roda-roda yang bersumbu. Bekerjalah hai keluarga Daud sambil bersyukur, dan sedikit sekali dari hamba-hambaKu yang berterima kasih." (QS. 34 : 12-13)
Dari ayat di atas dapat diketahui, bahwa Nabi Sulaiman AS dengan kecerdasan dan ilmu pengetahuan yang dipahaminya berkat kebijaksanaan Allah, telah mampu memahami hukum-hukum alam, termasuk apa yang kita sebut sekarang dengan aerodinamika, kekekalan massa, kekekalan energi, dan lain sebagainya, sehingga beliau dapat menundukkan alam yang pada konteks ini khususnya adalah angin, sehingga dengan teknologinya beliau mampu melakukan perjalanan secepat kilat, yang perjalanannya di waktu pagi lamanya dengan perjalanan yang ditempuh oleh manusia biasa adalah 1 bulan.
Jelas Nabi Sulaiman AS meskipun berkedudukan sebagai seorang Nabi, ia tetaplah manusia biasa yang mempunyai keterbatasan dalam bertindak. Makanya tidak mungkin beliau itu menundukkan angin seperti cerita-cerita dongeng Abrakadabra layaknya sosok Superman atau Gatot Kaca, meskipun jika dia mau bisa saja melakukannya, tapi Allah senantiasa menetapkan hukum-hukumNya kepada manusia secara logis dan dinamis.
Tentunya sang Nabi telah mempergunakan sebuah pesawat di dalam bepergiannya yang sangat cepat itu. Dan bahan pesawat tersebut sebagimana yang tersirat dalam ayat Al Qur'an di atas adalah terbuat dari logam dengan menggunakan sumbu-sumbu pada bagian bawahnya sebagai tenaga naik mula-mula ke atas untuk menghindari pengaruh gravitasi bumi.
Istimewanya lagi, pesawat kendaraan Nabi Sulaiman ini berbentuk piring yang laksana kolam besarnya dan mampu untuk mencapai gedung-gedung pencakar langit yang dibuat oleh umatnya, sehingga memudahkan semua urusannya, termasuk memonitor kerja para prajurit dan umatnya dari ketinggian.
Ingat, selain berpangkat sebagai Nabi Allah, Sulaiman juga berkedudukan sebagai seorang raja pada masa itu. Apa yang sudah dicapai oleh Nabi Sulaiman dalam konstruksi pesawat terbang waktu itu, belumlah bisa kita wujudkan secara keseluruhan pada masa kini. Kita baru bisa memotong kompas yang amat sederhana. Jika sebelumnya perjalanan dari Palembang ke Jakarta ditempuh dengan kendaraan darat memakan waktu -/+ 1 hari penuh (tanpa berhenti), dengan pesawat terbang bisa dicapai dalam waktu 1 jam.
Namun, Nabi Sulaiman? Perjalanannya di waktu pagi sama dengan sebulan perjalanan manusia biasa. Bayangkan, berapa kecepatan yang dapat ditempuh oleh beliau dalam mengelilingi bumi ini, bahkan hingga naik keluar angkasa dalam satu perjalanan waktu Sulaiman.
"Lalu Kami jadikan Sulaiman memahaminya. Setiap orangnya Kami beri hukum dan pengetahuan; dan Kami edarkan bersama Daud gaya-gaya alamiah (Rawasia) dan burung-burung yang bertasbih. Dan Kamilah yang melakukannya." (QS. 21 : 79)
"Dan bagi Sulaiman, angin; yang perjalanannya di waktu pagi, sama dengan sebulan perjalanan dan di waktu sorenya sebulan (pula) dan Kami suruh menyelidiki baginya sumber logam. Di antara Jin ada yang bekerja di hadapannya dengan izin Tuhannya; dan siapa yang menyimpang di antara mereka dari perintah Kami, Kami rasakan kepadanya siksaan api yang menyala-nyala. Mereka mengerjakan untuk Sulaiman apa yang dia kehendaki dari gedung-gedung pencakar langit dan patung-patung, serta piring-piring seperti kolam dengan roda-roda yang bersumbu. Bekerjalah hai keluarga Daud sambil bersyukur, dan sedikit sekali dari hamba-hambaKu yang berterima kasih." (QS. 34 : 12-13)
Dari ayat di atas dapat diketahui, bahwa Nabi Sulaiman AS dengan kecerdasan dan ilmu pengetahuan yang dipahaminya berkat kebijaksanaan Allah, telah mampu memahami hukum-hukum alam, termasuk apa yang kita sebut sekarang dengan aerodinamika, kekekalan massa, kekekalan energi, dan lain sebagainya, sehingga beliau dapat menundukkan alam yang pada konteks ini khususnya adalah angin, sehingga dengan teknologinya beliau mampu melakukan perjalanan secepat kilat, yang perjalanannya di waktu pagi lamanya dengan perjalanan yang ditempuh oleh manusia biasa adalah 1 bulan.
Jelas Nabi Sulaiman AS meskipun berkedudukan sebagai seorang Nabi, ia tetaplah manusia biasa yang mempunyai keterbatasan dalam bertindak. Makanya tidak mungkin beliau itu menundukkan angin seperti cerita-cerita dongeng Abrakadabra layaknya sosok Superman atau Gatot Kaca, meskipun jika dia mau bisa saja melakukannya, tapi Allah senantiasa menetapkan hukum-hukumNya kepada manusia secara logis dan dinamis.
Tentunya sang Nabi telah mempergunakan sebuah pesawat di dalam bepergiannya yang sangat cepat itu. Dan bahan pesawat tersebut sebagimana yang tersirat dalam ayat Al Qur'an di atas adalah terbuat dari logam dengan menggunakan sumbu-sumbu pada bagian bawahnya sebagai tenaga naik mula-mula ke atas untuk menghindari pengaruh gravitasi bumi.
Istimewanya lagi, pesawat kendaraan Nabi Sulaiman ini berbentuk piring yang laksana kolam besarnya dan mampu untuk mencapai gedung-gedung pencakar langit yang dibuat oleh umatnya, sehingga memudahkan semua urusannya, termasuk memonitor kerja para prajurit dan umatnya dari ketinggian.
Ingat, selain berpangkat sebagai Nabi Allah, Sulaiman juga berkedudukan sebagai seorang raja pada masa itu. Apa yang sudah dicapai oleh Nabi Sulaiman dalam konstruksi pesawat terbang waktu itu, belumlah bisa kita wujudkan secara keseluruhan pada masa kini. Kita baru bisa memotong kompas yang amat sederhana. Jika sebelumnya perjalanan dari Palembang ke Jakarta ditempuh dengan kendaraan darat memakan waktu -/+ 1 hari penuh (tanpa berhenti), dengan pesawat terbang bisa dicapai dalam waktu 1 jam.
Namun, Nabi Sulaiman? Perjalanannya di waktu pagi sama dengan sebulan perjalanan manusia biasa. Bayangkan, berapa kecepatan yang dapat ditempuh oleh beliau dalam mengelilingi bumi ini, bahkan hingga naik keluar angkasa dalam satu perjalanan waktu Sulaiman.
Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar